Pages

Saturday, 30 August 2014

Coretanku

Jam 0158am dikejutkan dgn panggilan mengatakan abg zuki dh pergi selamanya

Inna lillahi wa inna ilayhi raji'un (انّا للہ و انّا الیہ راجعون) ialah sebahagian dari ayat Al-Quran, dari Surah Al-Baqarah, Ayat 156. Ayat penuh adalah seperti yang berikut:

الذين اذا اصابتهم مصيبة قالوا انا لله وانا اليه راجعون
"(Iaitu) orang-orang yang apabila mereka ditimpa oleh suatu kesusahan, mereka berkata: Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah kami kembali."

Patut la mak berat je hati nak meninggalkan ruang kamar hospital jam 1900pm td tp mengenangkan anak2ku yg keletihan terpaksa balik jg...melihat abah &anak2ku yg dh terlelap maka hanya aku &mak shj keluar tapi kami singgah amik suamiku di tempat kerjanya sebagai peneman ke UNIT FORENSIK HKL.
Setibanya kami di situ, isteri & adik2 abg zuki kelihatan sugul sambil memegang yasin di tangan w'pun hanya sbg sepupu, kehilangan abg zuki turut terkesan di lubuk sanubari ini masih terngiang2 di telinga perbualan dengannya Isnin yg lepas dan arwah asyik menceritakan sakitnya kesan radioterapi dan kimoterapi yg dihadapi, aku tahu keluarganya ingin berusaha supaya dia kembali pulih seperti sediakala tapi Allah lebih menyayanginya ... saat menatap wajah arwah buat kali terakhir sblm jenazahnya di bawa ke tanah perkuburan Kemaman, mak sempat hadiahkan padanya surah Al fatihah, Al Waqiah, an Nisa & Al Qasas

"Wahai Tuhanku, demi nikmat-nikmat yang Engkau kurniakan kepadaku, (peliharalah daku) supaya aku tidak akan menjadi penyokong kepada golongan yang bersalah". Surah Al-Qasas ayat 17. Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu. Surah An-Nisa Ayat 61.

Semoga rohnya bersama orang2 yang beriman, tak tertahan lagi sendu ini maka mengalir jua airmataku. Benar kata ustaz selalulah menghadiri majlis ilmu atau menziarahi jenazah kamu akan menginsafi diri sàat melihat sakaratul maut. Bersediakah aku utk menghadapi semua itu?

There is no word as beautiful as Allah.
No example as beautiful as Rasulallah(SAW).
No lesson as beautiful as Islam
No song as melodious as Azan.
No charity as meaningful as Zakat.
No encyclopaedia as perfect as Al-Quran.
No prayer as perfect as Namaz.
No diet as perfect as fasting.
No journey as perfect as Hajj.

Let's realize that Islam is forever beautiful and perfect.

Tepat jam 0500am kami perlu beransur dari perkarangan rumah jenazah kerana suamiku perlu menyambung tugasannya, pada saat kami ingin berlalu pergi isteri arwah memelukku erat seolah2 beliau ingin melepaskan segala kesedihan terbuku di hati 25 tahun bersama suaminya dan kini dia perlu redha dgn perpisahan itu sekali lagi terhambur semua airmataku. Ya Allah semoga kau memberi rahmat dan kekuatan kepada isteri dan 7 anak arwah utk menempuhi liku duniawi ini tanpa bimbingan seorang suami dan ayah...ameen ya rabbal alamin

Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihyâ ‘Ulûmiddîn, pernah meriwayatkan, bahwa ketika Nabi Musa as sedang sakaratul maut, Allah bertanya kepadanya: “Wahai Musa, bagaimana kamu merasakan kematian itu?"

Nabi Musa menjawab: “Saya mendapatkan diri saya seperti seekor kambing yang sedang dikuliti hidup-hidup oleh seorang tukang jagal”.

Ketika Nabi Ibrahim sedang sakaratul maut, Allah juga bertanya: “Wahai kekasihku, bagaimana kamu merasakan kematian?

Nabi Ibrahim menjawab: “Seperti tusukan besi yang dipanaskan lalu diletakkan di tengah bulu-bulu wol, lalu ditarik”.

Allah berfirman lagi: “Padahal Kami telah meringankan pedihnya sakaratul maut itu kepadamu wahai Ibrahim”.

Demikian juga dengan Rasulullah saw. Ketika beliau sedang sakaratul maut, beliau juga merasakan kesakitan, sampai—menurut penuturan Sayyidah Aisyah sebagaimana disebutkan dalam Hadits Shahih riwayat Imam Bukhari—beliau meletakkan tangannya di dalam wadah berisi air, lalu diusapkan ke wajah beliau, sambil bersabda: “Tidak ada tuhan selain Allah, sesungguhnya sebelum kematian itu ada sakaratul maut”.

Karena sakitnya inilah, Rasulullah saw mengajarkan satu doa penting kepada kita semua untuk dibaca sesering mungkin. Doanya adalah agar diringankan ketika sakaratul maut kelak. “Allôhumma hawwin ‘alainâ fî sakarôtil maut’ Ya Allah ringankan sakaratul maut untuk kami”, demikian di antara bunyi doa yang diajarkan oleh Rasulullah saw untuk kita semua. Tidak semata-mata Rasulullah saw mengajarkan doa di atas, melainkan karena sakaratul maut sangat menyakitkan.

Lalu apakah ada amalan yang dapat meringankan pedihnya sakaratul maut kelak? Jawabannya, ada. Di antaranya adalah dengan jalan berbuat baik kepada kedua orang tua, selagi mereka masih hidup di dunia fana ini.

Imam Ja’far as-Shaddiq pernah berkata: “Siapa yang menginginkan diringankan oleh Allah ketika sakaratul mautnya, maka hendaknya ia selalu menghubungkan silaturahim dengan kerabatnya, juga berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Jika ia melakukan demikian, maka Allah akan meringankan sakaratul mautnya, juga selama hidupnya tidak akan pernah terkena kefakiran ”.

No comments:

Post a Comment