Nuffnang

Saturday, 30 August 2014

Coretanku

Jam 0158am dikejutkan dgn panggilan mengatakan abg zuki dh pergi selamanya

Inna lillahi wa inna ilayhi raji'un (انّا للہ و انّا الیہ راجعون) ialah sebahagian dari ayat Al-Quran, dari Surah Al-Baqarah, Ayat 156. Ayat penuh adalah seperti yang berikut:

الذين اذا اصابتهم مصيبة قالوا انا لله وانا اليه راجعون
"(Iaitu) orang-orang yang apabila mereka ditimpa oleh suatu kesusahan, mereka berkata: Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah kami kembali."

Patut la mak berat je hati nak meninggalkan ruang kamar hospital jam 1900pm td tp mengenangkan anak2ku yg keletihan terpaksa balik jg...melihat abah &anak2ku yg dh terlelap maka hanya aku &mak shj keluar tapi kami singgah amik suamiku di tempat kerjanya sebagai peneman ke UNIT FORENSIK HKL.
Setibanya kami di situ, isteri & adik2 abg zuki kelihatan sugul sambil memegang yasin di tangan w'pun hanya sbg sepupu, kehilangan abg zuki turut terkesan di lubuk sanubari ini masih terngiang2 di telinga perbualan dengannya Isnin yg lepas dan arwah asyik menceritakan sakitnya kesan radioterapi dan kimoterapi yg dihadapi, aku tahu keluarganya ingin berusaha supaya dia kembali pulih seperti sediakala tapi Allah lebih menyayanginya ... saat menatap wajah arwah buat kali terakhir sblm jenazahnya di bawa ke tanah perkuburan Kemaman, mak sempat hadiahkan padanya surah Al fatihah, Al Waqiah, an Nisa & Al Qasas

"Wahai Tuhanku, demi nikmat-nikmat yang Engkau kurniakan kepadaku, (peliharalah daku) supaya aku tidak akan menjadi penyokong kepada golongan yang bersalah". Surah Al-Qasas ayat 17. Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu. Surah An-Nisa Ayat 61.

Semoga rohnya bersama orang2 yang beriman, tak tertahan lagi sendu ini maka mengalir jua airmataku. Benar kata ustaz selalulah menghadiri majlis ilmu atau menziarahi jenazah kamu akan menginsafi diri sàat melihat sakaratul maut. Bersediakah aku utk menghadapi semua itu?

There is no word as beautiful as Allah.
No example as beautiful as Rasulallah(SAW).
No lesson as beautiful as Islam
No song as melodious as Azan.
No charity as meaningful as Zakat.
No encyclopaedia as perfect as Al-Quran.
No prayer as perfect as Namaz.
No diet as perfect as fasting.
No journey as perfect as Hajj.

Let's realize that Islam is forever beautiful and perfect.

Tepat jam 0500am kami perlu beransur dari perkarangan rumah jenazah kerana suamiku perlu menyambung tugasannya, pada saat kami ingin berlalu pergi isteri arwah memelukku erat seolah2 beliau ingin melepaskan segala kesedihan terbuku di hati 25 tahun bersama suaminya dan kini dia perlu redha dgn perpisahan itu sekali lagi terhambur semua airmataku. Ya Allah semoga kau memberi rahmat dan kekuatan kepada isteri dan 7 anak arwah utk menempuhi liku duniawi ini tanpa bimbingan seorang suami dan ayah...ameen ya rabbal alamin

Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihyâ ‘Ulûmiddîn, pernah meriwayatkan, bahwa ketika Nabi Musa as sedang sakaratul maut, Allah bertanya kepadanya: “Wahai Musa, bagaimana kamu merasakan kematian itu?"

Nabi Musa menjawab: “Saya mendapatkan diri saya seperti seekor kambing yang sedang dikuliti hidup-hidup oleh seorang tukang jagal”.

Ketika Nabi Ibrahim sedang sakaratul maut, Allah juga bertanya: “Wahai kekasihku, bagaimana kamu merasakan kematian?

Nabi Ibrahim menjawab: “Seperti tusukan besi yang dipanaskan lalu diletakkan di tengah bulu-bulu wol, lalu ditarik”.

Allah berfirman lagi: “Padahal Kami telah meringankan pedihnya sakaratul maut itu kepadamu wahai Ibrahim”.

Demikian juga dengan Rasulullah saw. Ketika beliau sedang sakaratul maut, beliau juga merasakan kesakitan, sampai—menurut penuturan Sayyidah Aisyah sebagaimana disebutkan dalam Hadits Shahih riwayat Imam Bukhari—beliau meletakkan tangannya di dalam wadah berisi air, lalu diusapkan ke wajah beliau, sambil bersabda: “Tidak ada tuhan selain Allah, sesungguhnya sebelum kematian itu ada sakaratul maut”.

Karena sakitnya inilah, Rasulullah saw mengajarkan satu doa penting kepada kita semua untuk dibaca sesering mungkin. Doanya adalah agar diringankan ketika sakaratul maut kelak. “Allôhumma hawwin ‘alainâ fî sakarôtil maut’ Ya Allah ringankan sakaratul maut untuk kami”, demikian di antara bunyi doa yang diajarkan oleh Rasulullah saw untuk kita semua. Tidak semata-mata Rasulullah saw mengajarkan doa di atas, melainkan karena sakaratul maut sangat menyakitkan.

Lalu apakah ada amalan yang dapat meringankan pedihnya sakaratul maut kelak? Jawabannya, ada. Di antaranya adalah dengan jalan berbuat baik kepada kedua orang tua, selagi mereka masih hidup di dunia fana ini.

Imam Ja’far as-Shaddiq pernah berkata: “Siapa yang menginginkan diringankan oleh Allah ketika sakaratul mautnya, maka hendaknya ia selalu menghubungkan silaturahim dengan kerabatnya, juga berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Jika ia melakukan demikian, maka Allah akan meringankan sakaratul mautnya, juga selama hidupnya tidak akan pernah terkena kefakiran ”.

Thursday, 28 August 2014

5 Cara Menghukum Anak yang Tidak Dibenarkan Dalam Islam:

5 Cara Menghukum Anak yang Tidak Dibenarkan Dalam Islam:

1. Memukul wajah

Rasulullah S.A.W melarang memukul muka berdasarkan sabda Baginda yang bermaksud, “Jika salah seorang dari kamu memukul, maka hendaknya dia menjauhi (memukul) wajah.”

2. Menampakkan kemarahan yang sangat

Ini juga dilarang kerana bertentangan dengan amalan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Bukanlah orang yang kuat itu diukur dengan kuatnya dia berlawan, tetapi orang yang kuat adalah yang mampu menahan dirinya ketika marah."

3. Memukul di dalam keadaan sangat marah

Dari Abu Mas’ud al-Badri, dia berkata, “(Suatu hari) aku memukul budakku (yang masih kecil) dengan cemeti, maka aku mendengar suara (teguran) dari belakangku, ‘Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud!’ Akan tetapi, aku tidak mengenali suara tersebut kerena kemarahan (yang sangat). Ketika pemilik suara itu mendekat dariku, maka ternyata dia adalah Rasulullah S.A.W dan Baginda berkata, ‘Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud! Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud!’ Maka aku pun melempar cemeti dari tanganku, kemudian beliau bersabda, ‘Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud! Sesungguhnya Allah lebih mampu untuk (menyeksa) kamu daripada apa yang kami seksakan terhadap budak ini,’ maka aku pun berkata, ‘Aku tidak akan memukul budak selamanya setelah (hari) ini."

4. Bersikap terlalu keras dan kasar

Sikap ini jelas bertentangan dengan sifat lemah lembut yang diajar oleh Islam sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barangsiapa yang terhalang dari sifat lemah lembut, maka dia akan terhalang dari mendapat kebaikan.”

5. Memukul dengan benda keras sehingga berbekas

Ini juga dilarang oleh Rasulullah S.A.W. Sebaik-baiknya gunakan rotan yang tidak boleh mendatangkan kecederaan dan berbekas pada kulit. Menghukum dengan rotan dibolehkan dengan tujuan untuk memberikan peringatan kepada anak.

Sumber:SINAR








Thursday, 21 August 2014

Nazar Tidak Dapat Mengubah Takdir

Nazar Tidak Dapat Mengubah Takdir 

Hadith : Dari Abu Hurairah katanya, nabi s.a.w bersabda:”Sesungguhnya nazar itu tidak dapat mendekatkan seseorang kepada sesuatu yang ditakdirkan Allah belum akan menjadi miliknya. Tetapi nazar itu sesuai dengan qadar. Dengan nazar dapat dipungut pembayaran dari orang-orang bakhil yang sebelumnya tidak bersedia membayarnya.” (Muslim)

Pengertian Nadzar

Nazar ialah mewajibkan suatu qurbah (kebajikan) yang sebenarnya tidak wajib menurut syari’at Islam dengan lafal yang menunjukkan hal itu.

Syarat nadzar 

meliputi: (1) Berakal (2) Baligh 3) Suka rela (tidak dipaksa). Nadzar itu adalah ibadah kuno yang telah lama dilakukan orang-orang dahulu. Nadzar itu disyariatkan, namun tidak digalakkan. Karena nadzar itu menunjukkan kekikiran orang yang bernadzar tersebut.
Orang yang mau melakukan ketaatan atau kebajikan hendaknya melakukannya saja tanpa harus dengan nadzar.

Hal ini sesuai dengan Hadits berikut:

 عن ابن عمر رضي الله عنهما قال نَهَى النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – عَنِ النَّذْرِ قَالَ « إِنَّهُ لاَ يَرُدُّ شَيْئًا ، وَإِنَّمَا يُسْتَخْرَجُ بِهِ مِنَ الْبَخِيلِ
Artinya: “Diriwayatkan darilbnu Umar ra, ia berkata: Nabi saw melarang nadzar dan bersabda: “Sesungguhnya ia tidak menolak apa pun (takdir) dan hanya saja ia dikeluarkan dari orang yang kikif.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Nadzar itu ada dua macam: 

  1. Nadzar Mutlak, yaitu nadzar yang di­ucapkan secara mutlak tanpa dikaitkan dengan hal lain. Seperti “Lillahi ‘alayya (Wajib atasku untukAllah) bersedekah satujutarupiah”. 
  2. Nadzar Bersyarat, yaitu nadzar yang akan dilakukan jika mendapat suatu kenikmatan atau dihilangkan suatu bahaya. Seperti: “Jika Allah menyem-buhkan penyakitku ini, aku akan berpuasa tiga hari”. 


Nadzar itu wajib dipenuhi/dilaksanakan jika merupakan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Contohnya, bernadzar shalat di masjid jika hajatnya terkabulkan, dan se­perti bernadzar memberi makan anak yatim jika mendapat rezeki. Jika nadzar ini tidak dilaksanakan, maka orang yang ber­nadzar terkena kaffarat. 

Kaffarat nadzar sama dengan kaffarat sumpah, yaitu memberi makan kepada sepuluh orang miskin dengan makanan yang biasa di-berikan kepada keluarga, atau memberi mereka pakaian, atau memerdekakan hamba sahaya. Jika semua itu tidak bisa dilakukan maka ia wajib puasa tiga hari, baik secara berturut-turut maupun tidak. 

Hal ini berdasarkan Hadits berikut: 

عن عقبة بن عامر عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال كفارة النذر كفارة اليمين
Artinya: “Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir dari Rasulullah saw bersabda: “Kaf­farat nadzar itu kaffarat sumpah”.” (HR. Muslim)


Tapi jika nadzar itu merupakan kemak-siatan/kedurhakaan kepada Allah dan Rasul-Nya maka nadzar tersebut tidak wa­jib dilaksanakan. Contohnya, bernadzar minum arak jika lulus ujian, dan bernadzar membunuh si polan atau meninggalkan shalat jika naik pangkat. 

Hal ini sesuai dengan Hadits berikut: 


عن عائشة رضي الله عنها قالت: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: من نذر أن يطيع الله فليطعه. ومن نذر أن يعص الله فلا يعصه”رواه البخاري
Artinya: “Diriwayatkan dariAisyah ra dari Nabi saw bersabda: “Barangsiapa bernadzar untuk menaatiAllah maka hen-daklah ia menaatiNya, dan barangsiapa bernadzar untuk mendurhakai-Nya maka janganlah ia mendurhakai-Nya”.” (HR al-Bukhari dan Muslim) 


Orang yang bernadzar dengan suatu kemaksiatan lalu tidak melaksanakannya tidak terkena kaffarat.Dan jika nadzar itu atas sesuatu yang mubah atau halal, seperti bernadzar memakai baju baru ketika pergi ke kantor dan bernadzar mengendarai mobil untuk pergi ke masjid jika bisa membeli mobil, maka nadzar ini juga wajib dilaksanakan dan apabila tidak dilaksanakan terkena kaffarat. 

Hal ini berdasarkan Hadits berikut: 


عن عمرو بن شعيب عن أبيه عن جدهأن امرأة أتت النبي صلى الله عليه وسلم فقالت يا رسول الله إني نذرت أن أضرب على رأسك بالدف قال أوفي بنذرك
Artinya: “Diriwayatkan dari Amru bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya bahwa ada seorang perempuan mendatangi Nabi saw lalu berkata: WahaiRasulullah, sesung-guhnya aku telah bernadzar menabuh gendang dihadapanmu. Beliau bersabda: “Penuhilah nadzarmu”. “(HR. Abu Dawud) 


Menurut Hadits ini, bernadzar menabuh kendang itu wajib dilaksanakan. Padahal menabuh gendang itu kalau bukan suatu yang mubah maka ia adalah suatu yang makruh dan tidak akan pernah menjadi suatu qurbah (kebajikan/ketaatan). Jika ia mubah maka Hadits di atas meru­pakan dalil yang mewajibkan pelaksanaan nadzar atas yang mubah, dan jika ia makruh maka izin untuk memenuhi nadzar tersebut menunjukkan bahwa memenuhi nadzar atas yang mubah itu lebih utama. 

Jika seseorang itu bernadzar, lalu ia lupa jenis nadzarnya, maka karena ia tidak bisa melaksanakannya, ia wajib membayar kaffarat nadzarnya itu. Hal ini karena nadzar tersebut masih men­jadi hutangnya kepada Allah. Kaffarat nadzar sebagaimana diterangkan yaitu dengan memberi makan sepuluh orang miskin dengan makanan yang biasa ia makan untuk dirinya dan ke-luarganya atau memberi mereka pa­kaian atau dengan memerdekakan se­orang hamba. Jika semua itu tidak sanggup ia lakukan, maka ia harus ber-puasa selama tiga hari, boleh berturut-turut dan boleh tidak berturut-turut. 

Hukum nadar Hukum penunaiannya adalah wajib, baik nazar tersebut nazar mu’allaq atau nazar muthlaq. 

Dalil yang menunjukkan wajibnya adalah, 

مَنْ نَذَرَ أَنْ يُطِيعَ اللَّهَ فَلْيُطِعْهُ “
Barangsiapa yang bernazar untuk taat pada Allah, maka penuhilah nazar tersebut.” (HR. Bukhari no. 6696) 


Dalil lainnya, dari Ibnu ‘Umar, beliau berkata,


 أَنَّ عُمَرَ - رضى الله عنه - نَذَرَ فِى الْجَاهِلِيَّةِ أَنْ يَعْتَكِفَ فِى الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ - قَالَ أُرَاهُ قَالَ - لَيْلَةً قَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - « أَوْفِ بِنَذْرِكَ » “Dahulu di masa jahiliyah, Umar radhiyallahu ‘anhu pernah bernazar untuk beri’tikaf di masjidil haram –yaitu i’tikaf pada suatu malam-, lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padanya, ‘Tunaikanlah nazarmu’.” (HR. Bukhari no. 2043 dan Muslim no. 1656) 


Jika nazar tidak mampu ditunaikan Jika nazar yang diucapkan mampu ditunaikan, maka wajib ditunaikan. Namun jika nazar yang diucapkan tidak mampu ditunaikan atau mustahil ditunaikan, maka tidak wajib ditunaikan. Seperti mungkin ada yang bernazar mewajibkan dirinya ketika pergi haji harus berjalan kaki dari negerinya ke Makkah, padahal dia sendiri tidak mampu. Jika nazar seperti ini tidak ditunaikan lantas apa gantinya?

Barangsiapa yang bernazar taat, lalu ia tidak mampu menunaikannya, maka nazar tersebut tidak wajib ditunaikan dan sebagai gantinya adalah menunaikan kafaroh sumpah. Kafaroh sumpah adalah: Memberi makan kepada sepuluh orang miskin, atau Memberi pakaian kepada sepuluh orang miskin, atau Memerdekakan satu orang budak Jika tidak mampu ketiga hal di atas, barulah menunaikan pilihan berpuasa selama tiga hari. 

(Lihat Surat Al Maidah ayat 89) 

Artinya:Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, maka kaffarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. Barang siapa tidak sanggup melakukan yang demikian, maka kaffaratnya puasa selama tiga hari. Yang demikian itu adalah kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar). Dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur (kepada-Nya).

Friday, 8 August 2014

10 Silap Besar Isteri Terhadap Suami

10 Silap Besar Isteri Terhadap Suami


Rumahtangga adalah satu bentuk hubungan mesra diantara seorang lelaki dan wanita sebagai suami dan isteri dalam perjalanan menuju kebahagiaan dalam kehidupan dan untuk mendapatkan redha Allah.

Tetapi ramai yang tidak menyedari akan beberapa perkara yang merupakan satu kesilapan besar dilakukan oleh isteri terhadap suami mereka.

1. Menuntut keluarga yang ideal dan sempurna


Sebelum menikah, seorang wanita membayangkan pernikahan yang begitu indah, kehidupan yang sangat romantis sebagaimana ia baca dalam novel mahupun ia saksikan dalam drama sinetron.

Ia memiliki gambaran yang sangat ideal dari sebuah pernikahan. Segala masalah dalam perkahwinan seperti perselisihan pendapat, masalah kewangan, dan masalah anak-anak seolah-olah tidak difikirkannya.

Ia hanya membayangkan yang indah-indah dan seronok dalam sebuah perkahwinan.

Akhirnya, ketika ia menghadapi semua itu, ia tidak bersedia. Ia tidak mampu menerima keadaan itu, dan selalu menuntut suaminya agar keluarga yang mereka bina sesuai dengan gambaran ideal yang senantiasa diimpikan sejak muda.

Seorang wanita yang hendak menikah, alangkah baiknya jika ia melihat suasana perkawinan dengan pemahaman yang lebih terperinci, beserta masalah yang ada di dalamnya.

2. Nusyus (tidak taat kepada suami)


Nusyus adalah sikap membangkang, tidak patuh dan tidak taat kepada suami. Wanita yang melakukan nusyus adalah wanita yang melawan suami, melanggar perintahnya, tidak taat kepadanya, dan tidak ridha pada kedudukan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah tetapkan untuknya.

Nusyus memiliki beberapa bentuk, diantaranya adalah:

- Menolak ajakan suami ketika mengajaknya ke tempat tidur, dengan terang-terangan maupun secara samar.
- Mengkhianati suami, misalnya dengan menjalin hubungan gelap dengan lelaki lain.
- Memasukkan seseorang yang tidak disenangi suami ke dalam rumah tanpa izin.
- Lalai dalam melayani suami
- Membazir dan membelanjakan wang pada yang bukan tempatnya
- Menyakiti suami dengan tutur kata yang buruk, mencela, dan mengejeknya
- Keluar rumah tanpa izin suami
- Menyebarkan dan mencela rahsia-rahsia suami.

Seorang isteri solehah akan senantiasa menempatkan ketaatan kepada suami di atas segala-galanya. Tentu saja bukan ketaatan dalam kedurhakaan kepada Allah, kerana tidak ada ketaatan dalam maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia akan taat walau dalam situasi apapun, senang mahupun susah, suka ataupun duka.

Ketaatan isteri seperti ini sangat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan cinta dan memelihara kesetiaan suami.

3. Tidak menyukai keluarga suami


Terkadang seorang isteri menginginkan agar seluruh perhatian dan kasih sayang sang suami hanya tercurah pada dirinya. Tak boleh sedikit pun waktu dan perhatian diberikan kepada selainnya. Termasuk juga kepada orang tua suami.

Padahal, di satu sisi, suami harus berbakti dan memuliakan orang tuanya, terlebih ibunya.
Salah satu bentuknya adalah cemburu terhadap ibu mertuanya.

Ia menganggap ibu mertua sebagai pesaing utama dalam mendapatkan cinta, perhatian, dan kasih sayang suami. Terkadang, sebahagian isteri berani menghina dan merendahkan orang tua suami, bahkan ia tak jarang berusaha merayu suami untuk berbuat durhaka kepada orang tuanya.

Terkadang isteri sengaja mencari-cari kesalahan dan kelemahan orang tua dan keluarga suami, atau membesar-besarkan suatu masalah, bahkan tak segan untuk memfitnah keluarga suami.

Ada juga seorang isteri yang menuntut suaminya agar lebih menyukai keluarga isteri, ia berusaha menjauhkan suami dari keluarganya dengan berbagai cara.

Ikatan pernikahan bukan hanya menyatukan dua insan dalam sebuah perkahwinan, namun juga ‘pernikahan antara keluarga’. Kedua orang tua suami adalah orang tua isteri, keluarga suami adalah keluarga isteri, demikian sebaliknya. Menjalin hubungan baik dengan keluarga suami merupakan salah satu keharmonian keluarga. Suami akan merasa tenang dan bahagia jika isterinya mampu meletakkan dirinya dalam kelurga suami. Hal ini akan menambah cinta dan kasih sayang suami.

4. Tidak menjaga penampilan


Terkadang, seorang isteri berhias, berdandan, dan mengenakan pakaian yang indah hanya ketika ia keluar rumah, ketika hendak menghadiri undangan, ke pejabat, mengunjungi saudara maupun teman-temannya, pergi ke tempat perbelanjaan, atau ketika ada acara lainnya di luar rumah.

Keadaan ini sungguh berbalik ketika ia di depan suaminya. Ia tidak peduli dengan tubuhnya yang kotor, cukup hanya mengenakan pakaian seadanya: terkadang kotor, lusuh, dan berbau, rambutnya kusut masai, ia juga hanya mencukupkan dengan aroma dapur yang menyengat.

Jika keadaan ini terus menerus dipelihara oleh isteri, jangan hairan jika suami tidak balik di rumah, ia lebih suka menghabiskan waktunya di luar rumah. Semestinya, berhiasnya dia lebih ditujukan kepada suami. Janganlah keindahan yang telah dianugerahkan oleh Allah diberikan kepada orang lain, padahal suami nya di rumah lebih berhak untuk itu.

5. Kurang berterima kasih

Tidak jarang, seorang suami tidak mampu memenuhi keinginan si isteri. Apa yang diberikan suami jauh dari apa yang ia harapkan. Ia tidak puas dengan apa yang diberikan suami, meskipun suaminya sudah berusaha secara sebaik mungkin untuk memenuhi keperluan keluarga dan keinginan-keinginan isterinya.

Isteri kurang bahkan tidak memiliki rasa terima kasih kepada suaminya. Ia tidak bersyukur atas kurnia Allah yang diberikan kepadanya melalui suaminya. Ia senantiasa merasa sempit dan kekurangan. Sifat bersyukur dan redha terhadap apa yang diberikan Allah kepadanya sangat jauh dari dirinya.

Seorang isteri yang solehah tentunya mampu memahami tahap kemampuan suami. Ia tidak akan membebani suami dengan sesuatu yang tidak mampu dilakukan suami. Ia akan berterima kasih dan mensyukuri apa yang telah diberikan suami. Ia bersyukur atas nikmat yang dikurniakan Allah kepadanya, dengan bersyukur, insya Allah, nikmat Allah akan bertambah.

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”

6. Mengingkari kebaikan suami


“Wanita merupakan kebanyakan penduduk neraka.”

Demikian disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam setelah solat gerhana ketika terjadi gerhana matahari.

Ajaib !! wanita sangat dimuliakan di mata Islam, bahkan seorang ibu memperoleh hak untuk dihormati tiga kali lebih besar berbandingayah. Seseorang yang dimuliakan, namun malah menjadi penghuni kebanyakan neraka. Bagaimana ini terjadi?

“Kerana kekufuran mereka,” jawab Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika para sabahat bertanya mengapa hal itu boleh terjadi. Apakah mereka mengingkari Allah?

Bukan, mereka tidak mengingkari Allah, tapi mereka mengingkari suami dan kebaikan-kebaikan yang telah diperbuat suaminya. Andaikata seorang suami berbuat kebaikan sepanjang masa, kemudian seorang isteri melihat sesuatu yang tidak disenanginya dari seorang suami, maka si isteri akan mengatakan bahwa ia tidak melihat kebaikan sedikitpun dari suaminya. Demikian penjelasan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari (5197).

Mengingkari suami dan kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan suami!!

Inilah penyebab banyaknya kaum wanita berada di dalam neraka. Mari kita lihat diri setiap kita, kita saling mengingati, apa dan bagaimana yang telah kita lakukan kepada suami-suami kita?

Jika kita terbebas dari yang demikian, alhamdulillah. Itulah yang kita harapkan. Berita gembira untukmu wahai saudariku.

Namun jika tidak, kita (sering) mengingkari suami, mengingkari kebaikan-kebaikannya, maka berhati-hatilah dengan apa yang telah disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Bertaubat, satu-satunya pilihan utuk terhindar dari pedihnya siksa neraka. Selama matahari belum terbit dari barat, atau nafas telah ada di kerongkong, masih ada waktu untuk bertaubat. Tapi mengapa mesti nanti? Mengapa mesti menunggu sakaratul maut?

Janganlah engkau katakan besok dan besok wahai saudariku; kejarlah ajalmu, bukankah engkau tidak tahu bila engkau akan menemui Robb mu?

“Tidaklah seorang isteri yang menyakiti suaminya di dunia, melainkan isterinya (di akhirat kelak): bidadari yang menjadi pasangan suaminya (berkata): “Jangan engkau menyakitinya, kelak kamu dimurkai Allah, seorang suami bagimu hanyalah seorang tamu yang bolah segera berpisah dengan kamu menuju kami.” (HR. At Tirmidzi, hasan)

Wahai saudariku, mari kita lihat, apa yang telah kita lakukan selama ini, jangan pernah bosan dan henti untuk muhasabah diri, jangan sampai apa yang kita lakukan tanpa kita sedari membawa kita kepada neraka, yang kedahsyatannya tentu sudah Engkau ketahui.

Jika suatu saat, muncul sesuatu yang tidak kita sukai dari suami; janganlah kita mengingkari dan melupakan semua kebaikan yang telah suami kita lakukan.

“Maka lihatlah kedudukanmu di sisinya. Sesungguhnya suamimu adalah syurga dan nerakamu.” (HR.Ahmad)

7. Mengungkit-ungkit kebaikan


Setiap orang tentunya memiliki kebaikan, tak terkecuali seorang isteri. Yang jadi masalah adalah jika seorang isteri menyebut kebaikan-kebaikannya di depan suami dalam rangka mengungkit-ungkit kebaikannya semata.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima).” [Al Baqarah: 264]

Abu Dzar radhiyallahu ‘Anhu meriwayatkan, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Ada tiga kelompok manusia dimana Allah tidak akan berbicara dan tak akan memandang mereka pada hari kiamat. Dia tidak mensucikan mereka dan untuk mereka adzab yang pedih.”

Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakannya sebanyak tiga kali.” Lalu Abu Dzar bertanya, “Siapakah mereka yang rugi itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang yang menjulurkan kain sarungnya ke bawah mata kaki (isbal), orang yang suka mengungkit-ungkit kebaikannya dan orang yang suka bersumpah palsu ketika menjual. ” [HR. Muslim]

8. Sibuk di luar rumah


Seorang isteri terkadang memiliki banyak kesibukan di luar rumah. Kesibukan ini tidak ada salahnya, asalkan mendapat izin suami dan tidak sampai mengabaikan tugas dan tanggung jawabnya.

Jangan sampai aktivit tersebut melalaikan tanggung jawab nya sebagai seorang isteri. Jangan sampai amanah yang sudah dipikulnya diabaikan.

Ketika suami pulang dari mencari nafkah, ia mendapati rumah belum beres, pakaian belum dicuci, hidangan belum siap, anak-anak belum mandi, dan lain sebagainya. Jika hal ini terjadi terus menerus, boleh jadi suami tidak balik di rumah, ia lebih suka menghabiskan waktunya di luar atau di pejabat.

9. Cemburu buta


Cemburu merupakan tabiat wanita, ia merupakan suatu ekspresi cinta. Dalam batas-batas tertentu, dapat dikatakan wajar bila seorang isteri merasa cemburu dan memendam rasa curiga kepada suami yang jarang berada di rumah. Namun jika rasa cemburu ini berlebihan, melampaui batas, tidak meunasabah dan hanya berasal dari sangkaan buruk; maka rasa cemburu ini dapat berubah menjadi cemburu yang tercela.

Cemburu yang disyariatkan adalah cemburunya isteri terhadap suami kerana kemaksiatan yang dilakukannya, misalnya: berzina, mengurangi hak-hak nya, menzaliminya, atau lebih mendahulukan isteri lain berbanding dirinya. Jika terdapat tanda-tanda yang membenarkan hal ini, maka ini adalah cemburu yang terpuji. Jika hanya dugaan belaka tanpa fakta dan bukti, maka ini adalah cemburu yang tercela.

Jika kecurigaan isteri berlebihan, tidak berdasar pada fakta dan bukti, cemburu buta, hal ini tentunya akan mengundang kekesalan dan buruk sangka suami. Ia tidak akan pernah merasa aman ketika ada di rumah. Bahkan, kemungkinan, si suami akan melakukan atau mengambil kesempatan seperti mana sangkaan isteri terhadapnya.

10. Kurang menjaga perasaan suami


Kepekaan suami mahupun isteri terhadap perasaan pasangannya sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya konflik, kesalahfahaman, dan perasaan tersinggung.

Seorang isteri hendaknya senantiasa berhati-hati dalam setiap ucapan dan perbuatannya agar tidak menyakiti perasaan suami, ia mampu menjaga lisannya dari kebiasaan mencaci, berkata keras, dan mengkritik dengan cara keterlaluan. Isteri selalu berusaha untuk menampakkan wajah yang ramah, menyenangkan, tidak bermuka masam, dan menyejukkan ketika dipandang suaminya.

Demikian beberapa kesalahan-kesalahan isteri yang kebanyakannya dilakukan kepada suami yang sepatutnya kita hindari agar suami semakin sayang pada setiap isteri. Semoga keluarga kita menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah.

Aamiiin.

Semoga bermanfaat

Wednesday, 6 August 2014

Kucing Meow Meow

Miaoo...Miaoo...Miaoo versi kucing menangis...)

Assalamualaikum dan Salam Sejahtera buat pelanggan baru dan sedia kami yang dikasihi, followers, bloggers, pelawat, warga sahabat dan pencinta kucing tegar amnya. Entry kali ni Keyza nak share
tentang PUSAT PERLINDUNGAN KUCING. 


Baru-baru ni kucing-kucing kesayangan family Keyza dah pergi buat selamanya akibat serangan fungus yang teruk. So anak-anak Keyza mula merindui kucing-kucing diorang, dan hubby Keyza mula mencari kucing-kucing untuk dibeli, tapi bagi Keyza buat apa nak beli sedangkan ada je kucing yang boleh dapat secara percuma kan. 

Pencarian Keyza bermula dan Keyza mula Google dan terjumpa la tentang Pusat Perlindungan Kucing Terbiar. Dan yang paling terhampir dengan kawasan rumah kitorang adalah Putrajaya. Tak sangka pula kat area Putrajaya ni ada PUSAT PERLINDUNGAN KUCING ni. So 1st time kitorng datang sini just ushar-ushar dari luar je sebab PUSAT PERLINDUNGAN KUCING ni dah tutup. Masa ushar-ushar tu ternampak la ada kucing jenis Persian di sini. So apalagi terus la hubungi no yang tertera di whiteboard yang terpapar ni.







PUSAT PERLINDUNGAN KUCING, AHLI PARLIMEN PUTRAJAYA, dikendalikan oleh YAYASAN AL MANSORIAH dan mereka memerlukan sukarelawan bagi menguruskan sicomel di bawah jagaan dan pantauan mereka ini. Kepada yang berminat dialu2kan datang dan sekiranya terdapat pertanyaan, hubungi no yang tertera. Untuk yang ingin datang melawat pun boleh juga.

PUSAT PERLINDUNGAN KUCING PUTRAJAYA
JALAN P9B2, PRESINT 9 PUTRAJAYA
(landmarks cari flat hijau yer sekarang flat hijau dah color kelabu)

Lepas dah call Keyza tanya juga kalau nak adopt boleh ke? Ada bayaran apa-apa tak? En Rosli ni cakap tiada bayaran dikenakan semua kucing tu adalah PERCUMA. Boleh pilih mana yang berkenan di hati. Tempat ni tiada perkhidmatan boarding tau. So jangan memandai lak nak boarding kucing uols di sini ye. Tapi kalau uols nampak kucing-kucing terbiar di sekitar Putrajaya boleh la hantar ke Pusat ni dan FYI Pusat ni hanya menerima kucing-kucing terbiar dari sekitar Putrajaya sahaja luar Putrajaya tidak akan diterima. 















Ni yang Keyza dah adopt terus bawa g Pets SPA amik ubat dan grooming sikit kasi comel balik. Nampak gemuk sebenarnya bulu dia je tebal tapi hakikatnya berat dia baru 2.8kg je almaklum la tinggal kat shelters je takde sapa nak manjakan sangat kan. Bawa naik keta relax je dia dok atas riba Mr Hubby yang tengah memandu. Manja sangat kucing ni uols. So we have decided to give his name Fussie. 

Ni la Pets SPA yang Keyza pergi. 

Uols boley juga nak follow blog: http://jhanpetcare.blogspot.com/




2NE1 LYRICS - Come Back Home

Trending sekarang lagu ni jom layan video klip sambil berkaraoke bersama Keyza

"Come Back Home"


One two three neon nareul tteonatjiman
Eodingaeseo neoui sumsoriga deullyeowa

Tto dasi four five six ppalgan nunmuri naeryeowa
Nareul andeon neoui hyanggiga geuripda

Nareul wihan geora haetdeon neoui mal
Geojitmalcheoreom chagapge doraseotdeon
Neoneun wae, neoneun wae you’’re gone away

Come back home
Can you come back home eh
Chagaun sesang kkeute nal beoriji malgo nae gyeoteuro
Come back home
Can you come back home eh
Modeun apeumeun dwiro hae yeojeonhi neol gidaryeo ireoke
Now you gotta do what you gotta do

Come back home
Come back home

Come baby baby come come baby
Come Come baby baby come come naege dorawa
Come baby baby come come baby
Come Come baby baby come come

Amu daedap eomneun niga neomu mipjiman
Gakkeumeun neodo nareul geuriwohalkka yeah

Neo eomneun sigan soge gatyeobeorin nan
Apeul bol suga eobseo neomu duryeowo

Ajikdo motda han manheun naldeuri
Gidarigo isseul geotman gata
Neoneun eodie, eodie too far away

Come back home
Can you come back home eh
Chagaun sesang kkeute nal beoriji malgo nae gyeoteuro
Come back home
Can you come back home eh
Modeun apeumeun dwiro hae yeojeonhi neol gidaryeo ireoke
Now you gotta do what you gotta do

Come back home
Come back home

Come baby baby come come baby
Come Come baby baby come come naege dorawa
Come baby baby come come baby
Come Come baby baby come come

Come back home
Can you come back home eh
Chagaun sesang kkeute nal beoriji malgo nae gyeoteuro
Come back home
Can you come back home eh
Modeun apeumeun dwiro hae yeojeonhi neol gidaryeo ireoke
Now you gotta do what you gotta do